Kolesistektomi Laparoskopik : Teknik Operasi Pengangkatan Kandung Empedu dengan Minimal Sayatan Bedah
Oleh : dr. Yohni Wahyu Finansah, Sp.B
Operasi, kata yang masih menjadi momok di masyarakat. Mendengar kata operasi maka akan terbayang akan sayatan pembedahan yang besar dan perjuangan menghadapi nyeri pasca operasi. Selain itu, problem pemulihan dan penyembuhan pasca operasi merupakan permasalahan lain yang serius sehingga menyebabkan sebagian dari kita menunda operasi. Sampai akhirnya, keluhan nyeri dan lainnya memberat sehingga tidak ada pilihan lain kecuali pada akhirnya operasi juga.
Nyeri perut kanan atas yang hilang timbul dan dari USG abdomen (perut) membuktikan adanya batu di kandung empedu cukup untuk menegakkan diagnosis batu empedu (kolelitiasis). Pilihan terapi pembedahan pada kasus seperti itu adalah pembedahan terbuka (open cholecystectomy) dan kolesistektomi laparoskopik (laparoscopic cholecystectomy). Perkembangan teknologi dan makin mahirnya dokter bedah dalam mengoperasikan alat laparoskopik menyebabkan teknik ini menjadi golden standard penanganan kolelitiasis saat ini. Disebutkan bahwa dari penelitian dan survey kepuasan pasien, metode ini mempunyai keunggulan berupa keluhan nyeri pasien yang minimal pasca operasi, cepatnya pemulihan pasca operasi, secara kosmetik hanya menyisakan bekas operasi yang sedikit pada dinding perut, dan lama operasi yang relatif singkat.
Persiapan khusus diperlukan pada tindakan operasi kolesistektomi laparoskopik. Persiapan diperlukan untuk menghindarkan terjadinya komplikasi operasi laparoskopik ini. Adapun persiapan khusus tersebut adalah memastikan bahwa tidak terjadi perlengketan kandung empedu dengan organ disekitarnya karena infeksi akut. Alat diagnostik USG dan laboratorium dapat memberi gambaran adanya infeksi akut tersebut. Demikian juga adanya bekas operasi di sekitar perut kanan atas tindakan operasi sebelumnya juga menjadi pertimbangan tindakan kolesistektomi laparoskopik ini. Selain itu, secara umum harus dipastikanpasien tidak didapati penyakit komorbid yang beresiko pada pembiusan dan resiko lain.
RSUD Prof. dr. Soekandar sebagai RS rujukan di Kabupaten Mojokerto, berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan kesehatan yang berorientasi pada penerapan teknologi tinggi khususnya tindakan operasi. Seperangkat alat laparoskopik telah tersedia di kamar operasi Instalasi Bedah Sentral (IBS). Dengan didukung sumber daya manusia (dokter dan perawat) yang mahir diharapkan alat laparoskopik ini dapat meningkatkan kualitas layanan dan menjadi benefit tersendiri untuk masyarakat Kabupaten Mojokerto dan sekitarnya. Saat ini seperangkat alat tersebut dioperasikan di kamar operasi yang berstandar sesuai kualifikasi modular operating theatre (MOT) sehingga semakin membuat nyaman pasien, dokter, dan tenaga kesehatan lain yang terlibat.--