Demo Image
HARI GIZI NASIONAL 2022: AKSI BERSAMA CEGAH STUNTING DAN OBESITAS

HARI GIZI NASIONAL 2022: AKSI BERSAMA CEGAH STUNTING DAN OBESITAS

 

 

Tanggal 25 Januari diperingati sebagai Hari Gizi Nasional. Tahun ini tema yang diangkat adalah mengenai aksi mencegah stunting (pendek) dan obesitas atau bisa kita sebut sebagai Beban Ganda Malnutrisi (double burden malnutrition). Beban ganda malnutrisi yang dimaksud merupakan suatu konsep dari adanya ko-eksistensi kekurangan dan kelebihan zat gizi pada populasi, masyarakat, keluarga bahkan individu yang sama.

Beban ganda malnutrisi merupakan permasalahan global tidak hanya untuk negara maju tetapi juga negara berkembang. Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SGGI) tahun 2021 menunjukkan tren angka stunting dan obesitas cenderung menurun sebesar 2,0% (2013-2021) dengan prevalensi tahun 2021 sebesar 24,4%. Di hampir 50% provinsi di Indonesia masalah gizi masih cukup tinggi baik bersifat akut dan kronis. Sebanyak 34,7% balita (24-35 bulan) mengalami stunting (pendek) dan kejadian obesitas meningkat secara global.

Dampak dari beban kejadian stunting dan obesitas sangatlah serius dan manifestasinya dapat dilihat di sepanjang kehidupan seseorang. Terutama pada anak-anak sebagai fase awal masa pertumbuhan ketika hambatan pertumbuhan tinggi badan di usia dini diikuti oleh pertumbuhan berat badan yang cepat, sangat berpeluang meningkatkan resiko obesitas dan penyakit tidak menular yang terkait dengan pola makan di masa depan.

Kerangka kebijakan yang bersifat menyeluruh bertujuan untuk memperkuat respon terhadap masalah gizi di Indonesia. Peningkatan layanan fasilitas kesehatan primer, ketersediaan pangan yang sehat dan bergizi serta kemudahan dalam mengaksesnya, sanitasi serta air bersih dan kesehatan lingkungan yang baik, edukasi gaya hidup sehat dan gizi seimbang, perluas cakupan imunisasi rutin dan memperbaiki pengendalian penyakit menjadi fokus terpenting dalam upaya intervensi stunting dan obesitas di Indonesia.

Fokus gizi sebagai bentuk salah satu intervensi spesifik dan sensitif untuk menghadapi permasalahan gizi di Indonesia yang persisten, seperti memperbaiki status gizi. Melalui program 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) dengan memberikan nutrisi yang cukup, optimal dan berimbang serta variasi keanekaragaman makanan dari masa pra-kehamilan hingga dua tahun setelah lahir sangat penting untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal.

Peran keluarga dalam pencegahan stunting dan obesitas sangat menentukan keberhasilan intervensi karena keluarga merupakan modal mendasar untuk membangun kesehatan bangsa. Keluarga di Indonesia diharapkan menjadi keluarga sadar gizi yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi di keluarganya. Jika keluarga berhasil menyiapkan generasi yang sehat maka ada jaminan masa depan bangsa akan lebih baik karena mampu mencetak generasi yang baik, berpendidikan dan berkarakter baik.

 

Sumber:

1Launching Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SGGI). 27 Desember 2021

2Diskusi Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SGGI) Tahun 2021 Tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten dan Kota

3Indonesia Health Sector Review. Indonesia: Menghadapi Beban Ganda Malnutrisi. Desember 2012.

4Pergizi Pangan Indonesia. https://pergizi.org/tumpeng-gizi-seimbang-terbaru-juli-2014/

5Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. https://promkes.kemkes.go.id/12-indikator-keluarga-sehat

@ Designed By Dinas Komunikasi & Informatika Kab. Mojokerto